Rabu, 14 Desember 2011

*Lyric:
Superman Is Dead - Aku Anak Indonesia

Oooo… Oooo… Oooo… Oooo..

Aku anak Indonesia, anak yang merdeka
Satu nusaku, satu bangsaku, satu bahasaku

Indonesia, Indonesia..
Aku bangga menjadi, anak Indonesia

Pending di katulistiwa, Tanahku Indonesia
Ribu pulaunya, ragam sukunya, satu jiwa raganya

Indonesia, Indonesia..
Aku bangga menjadi, anak Indonesia

Indonesia, Indonesia..
Aku bangga menjadi, anak Indonesia

Aku anak Indonesia, anak yang merdeka
Satu nusaku, satu bangsaku, satu bahasaku

Indonesia, Indonesia..
Aku bangga menjadi, anak Indonesia



((dibawah link untuk download))
http://www.sharebeast.com/qtol0zoy14lt

Jumat, 18 November 2011

Me Vs Supporter ((Melanie.Subono))

Holla sahabat ….
Udah lumayan kayaknya dua minggu gue gak nulis di blog ….
Anyway, gue mau cerita sedikit tentang satu hal yang gue lakukan beberapa hari lalu , yang cukup membuat gue menyesal udah memilih melakukan itu . Sayang sekali kaarena sebenernya itu salah satu mimpi gue .
Well, simple kok yang gue mimpikan dan gue sesali sekaligus.
Nonton Bola . … support timnas Indonesia di GBK .
Niat hati sih, ngejar satu hal yang dari dulu banget pengen gue rasain , yaitu bersatu sama ribuan orang dengan rasa nasionalisme yang sama , dan yang paling penting adalah ngerasain berdiri menghadap bendera, bareng para pemain dan orang satu stadion dan menyanyikan INDONESIA RAYA .
Sedikit rahasia kecil yang agak lebay kalo kata orang, gue tuh kalo ada apa2, gue tuh ikutan berdiri dirumah dan ikut nyanyi Indonesia raya dengan Khusyuk biasanya , walaupun cuma di ruang tv rumah gue .
Anyway , dengan susah payah geser – geser jadwal dan nyari tiket yang bener – bener dimana mana habis, dengan bantuan bokap , gue dapet tiket untuk nonton pertandingan tim U-23, Indonesia vs Malaysia . Tiket yang mahal ,diomelin orang karna maksa untuk nyelipin jadwal nonton , tapi bodo amat lah … dan gue pun euphoria nonton bersama bokap , dengan semua atribut merah putih timnas, bener- bener having fun .
Dan setelah tau tiket kitapun berada di vvip ( karna cuma itu yang tersisa ) kita pun berpikir bahwa pastinya akan lebih lega, dan enak dan aman terutama buat bokap yang juga baru berobat .
Dan akhirnya saat yang ditunggu – tunggu pun tiba. Pintu dibuka, kita boleh masuk ke arena tempat duduk kita .
Jujur, dada gue bener2 mbludak , dan mungkin agak norak pada saat gue jalan dengan bangga masuk ke tribun gbk dengan kaos timnas, topi timnas, bendera merah putih di cat di pipi gue ( bukan stiker ) , plus atribut keprok keprok buat meramaikan suasana didalam .
Sepanjang jalan saat berusaha mendapatkan tempat duduk , bolak balik gue dan bokap dihentikan oleh kamera stasiun – stasiun televisi yang meminta pendapat tentang pertandingan malam itu .
Dan disaat semua yang diwawancara menjawab “ GUE Kesini untuk liat Indonesia menang , Indonesia itu pasti menang , perkiraan skor gue itu xxxxxxxx , pokoknya harus lah Indonesia menang , gila loh masa ama Malingsia gitu kalau , malu dong, gengsi “
Disitu gue udah mulai tidak senang sama apa yang gue dengar … dan sepertinya gue cukup berbalik membuat orang tidak senang dengan selalu menjawab :
“Gue sih ga doyan bola, dan ga ngerti bola. Gue cuma doyan Indonesia , apapun yang Indonesia lakukan , cabang apapun . Menang atau kalah , itu pasti para pemain udah usaha yang terbaik tanpa disuruh juga , tapi yang pasti gue disini untuk Indonesia, dan semoga yang terbaik menang “ .
Yes, orang mengharapkan gue untuk menjawab bahwa Indonesia pasti menang .
Anyway , sampailah kita di bangku kita, VVIP yang katanya untuk orang – orang terpilih , karena memang lebih mahal dll ….
Alangkah disayangkannya bahwa pada hampir sepanjang sebelum permainan dimulai , pasti tiap beberapa menit sekali , diantara yel yel untuk Indonesia , terdengar teriakkan “Maliiiinnnnggggg , maliiiiiiiiing “ Untuk Malaysia .
Buat gue , ( maaf ) memalukan. Terutama saat gue berharap orang – orang yang ada di sector vvip ini bisa menenangkan , malah ikut – ikutan .
Well, gue cuma berharap bahwa kalau suatu saat Indonesia bermain di Malaysia atau di Negara lain dan satu stadion meneriakkan yel2 “ Woooiiii koruptoooooor koruptooooooooooorrrrr “ , jangan ada yang marah ya .
Kalau kita terus – terusan meneriakkan “ Hajaaaaar…. Pukuuuuuuul “ cuma karena bola bisa ada ditangan seseorang pemain Malaysia , jangan heran kalau itu juga nasib orang kita diluar negeri .
Berhasil mengesampingkan suara – suara sumbang yang makin mengeras pada saat pemain kedua tim melakukan pemanasan , guepun bersiap – siap untuk hal terbesar untuk gue hari ini , yaitu menyanyikan Indonesia Raya .
Dengan badan tegak, gue memegang lambang garuda di dada gue, dan gue pun menghadap bendera untuk menyanyikan lagu itu , sambil berlinang air mata . Sayang oh sayang … gue harus melupakan mimpi itu karena orang disebelah gue sibuk sekali mondar mandir yang mengharuskan gue untuk maju mundur , tidak bisa konsentrasi , terutama disaat terakhir , puncaknya adalah orang di sebelah mengeluarkan Piring dan menaruh nya dengan sangat keras . Entah darimana piring , pisang rebus, dll nya itu berasal . Kalau kita aja gak bisa menghargai lagu kebangsaan kita sendiri , gak heran lo gak bisa hargain lagu kebangsaan orang lain .
Dan skali lagi, jangan marah kalau kita mendengar lagu kita di cela di Negara lain .
( inikah kita yang mau jadi tuan rumah piala dunia ? )
Permainanpun berjalan dengan baik , walaupun kuping gue harus sekali lagi ditutup saat orang – orang meneriakkan teriakkan Maling dan lain lainnya yang malah lebih kasar dari itu .
Well, silahkan baca tulisan gue yang lain kalau mau tau pendapat gue yang satu itu .
Waktu istirahat babak pertama pun tiba .
Seru karena permainan yang padat, gue terus teriak teriak selama 45 menit pertama , akhirnya waktu istirahat gue gunakan untuk duduk manis dan nguping pembicaraan orang .
Entah siapa saja isi sector vvip ini ,yang jelas sebagian besar orang menganggap diri mereka jauhhhhh lebih baik dari mereka yang duduk di kelas tiket yang lebih murah, apalagi yang termurah . Dan jelas terdengar dari beberapa pembicaraan orang – orang yang ternyata adalah kumpulan kepala daerah seperti bupati, gubernur dll berbagai daerah, mereka menganggap diri mereka sangat pandai dan beredukasi , dibandingkan kelas 50rb-an itu ( kalau gue tidak salah dengar ) .
Sampai salah satu dari mereka mulai merokok.
Di stadion olahraga yang dipenuhi tulisan DILARANG MEROKOK .
Hahahah tidak bapak ,.percayalah bahwa masyarakat kebanyakan itu lebih baik dari anda, karena saya tidak melihat asap rokok dari tempat lain . Kalaupun ya, bukan kah anda yang harus nya memberi contoh ?
Dan setelah kelar dengan pemandangan anggota dewan yang datang terlambat dan mencoba memaksa untuk duduk sekeluarga di sector vvip dengan membawa jabatannya , mulailah pertandingan babak kedua .
Disini teriakkan terhadap timnas kita sudah mulai berubah … ketika ada serangan –serangan yang gagal , gue mulai denger teriakkan “Ah begoooooooo” …. “ Lah masa gitu aja gak bisaaaaaaaaaa”
Dan jutaan teriakkan lain yang sepertinya , seharusnya, yang meneriakkan itu pastinya lebih ahli bermain bola ketimbang anggota timnas itu sendiri .
Dan parahnya, seperti kecewa karena timnas tidak sesuai dengan kemauan mereka, 10 menit terakhir, apalagi 5 menit terakhir, apalagi pada saat tambahan waktu, sebagian besar orang kita , terutama di sector vvip itu sudah meninggalkan tempat dengan ngomel .
Pernah kah kita bayangin rasanya timnas kalau melihat kita meninggalkan tempat sebelum waktu nya ? Supporter macam apa kita ? Untuknya bokap bener- bener mau stay sampai semua kelar , sampai semua saling bersalaman.
Demi Tuhan, Gue bangga liat pertandingan ini , gue bangga lait mereka , dan gue bangga mereka menyelesaikan pertandingan .
Menang ? semua orang juga mau dan akan usaha untuk menang tanpa disuruh .
Kecewa ? Pasti lah kita pengen menang, dan ada rasa kecewa sedikit … tapi kan gak harus sampai memaki timnas kita sendiri ? yang dengan kuping gue sendiri , gue denger di tempat vvip itu .
Mereka sendiri juga pasti sudah kecewa dan marah sama diri sendiri karena tidak berhasil mengalahkan lawan , so harus kah kita tambahkan sama kata – kata celaan dari kita ?
Gue ? Saat kita keluar dari arena pertunjukkan , gue kembali dikerumuni wartawan yang menanya kan kekecewaaan atas hasil permainan .
Dan gue cuma menjawab :
“ Gue tidak pernah hadir disini untuk melihat Indonesia MENANG , tapi gue kesini untuk melihat Indonesia bermain, dan melakukan yang terbaik , dan mereka sudah melakukan yang terbaik .. gue bangga sama mereka , andaikan gue bisa berjabat tangan satu persatu “
Gue ada disana untuk support bukan untuk memaksakan kehendak gue .
Sebagian besar orang yang gue tau membatalkan tiket untuk pertandingan selanjutnya dengan alasan “ Untuk apa lagi ? udah kalah… males nontonnya “
Oh well sahabat, semoga tidak satupun anggota timnas kita denger itu ya … gak tega gue .
Lain kali kalau ditanya orang , jangan bilang lo dateng kesana untuk mendukung Indonesia. … tapi lebih baik lo jawab “ Gue kesini pengen dapetin maunya gue “ .
Gue,
Gue memilih untuk nonton dirumah saja mulai sekarang . Tidak mengurangi kebesaran support gue kok, tidak mengurangi rasa nasionalisme gue kok. Malah gue bisa menyanyikan Indonesia Raya dengan lebih tenang, dengan bendera kecil gue di meja bekas 17an yang lalu …
I love you timnas, selamat bermain hari ini … senior maupun junior maupun antar club dll … I love you … buat Indonesia bangga dengan jadi yang terbaik ,Bukan pemenang .
Tutup kuping, kadang banyak dari kita yang gak perlu lo dengerin atau gubris, kita belum jadi supporter yang baik kok ….
Belajar terus dari yang lain, benahi kekurangan, tunjukkan kelebihan, be the best … have fun , jangan jadikan kita beban .
Nasionalis yang baik akan bangga sama kalian kok apapun situasinya .
Mudah2an suatu hari gue sangat sangat berharap bisa bertemu … cuma pengen salaman dan ngomong langsung kalau gue bangga.
Till that day , luv u .
( Dan buat para pnonton di tribun vvip kemarin … mungkin dimata lo mereka maling , tapi faktanya mereka kemarin menang kan ? apa point yang bisa lo pelajari disitu ? selain uang tidak bisa membeli etika dan otak ? )
Love, Mel

Rabu, 02 November 2011

Bersatu dan Rapatkan Barisan


Reggae tidak mengenal band baru & band lama, semuanya satu mengusung: One Love!

Singkirkan paradigma, gue band lama & elo band baru, semua musisi reggae sama…! Tidak ada kata senior & junior dalam musik reggae. Atau gue lebih suka nonton band ini, gue lebih suka nonton band itu. Atau gue lebih suka joget kalo band ini yang lagi perform. Tidak ada perbedaan dalam reggae, selama musik itu musik reggae, kita harus support dan respect! Dukung terus musisi Reggae Indonesia..!

Singkirkan budaya apa-apa maunya gratisan! – Masuk gigs/acara musik reggae maunya gratisan! (Sebuah acara dibuat tidak gratisan). – Karya musisi album reggae maunya juga dpt gratisan/bajakan! (Dibutuhkan kreativitas, keringat & kerja keras dan biaya untuk menghasilkan sebuah karya musik reggae).

Percaya atau tidak, apabila budaya gratisan menjadi budaya permanen, itu sama halnya dapat membuat musisi reggae menggantung mic-nya, menggantung gitarnya! Hargailah hasil karya musisi Reggae Indonesia atau karya anak bangsa sendiri, siapa lagi kalau bukan kita sendiri? Kita sangat berterima kasih dengan semua band-band yang terus ikut berjuang bersama kami dalam menggaungkan musik reggae dalam acara-acara yang kita gelar. Sekali lagi, terima kasih untuk semua musisi/band-band reggae. Doakan agar kami bisa keliling Indonesia membuat gigs atau acara musik reggae sekaligus bersilahturahmi dengan musisi dan komunitas di daerah-daerah di Indonesia. Doakan saja agar hal ini dapat terwujud.

Ayo…Ayo..Bersatulah! Rapatkan Barisan! Kita kibarkan musik reggae dengan hal-hal yang positif agar musik reggae semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat umum. Dan, tentunya buang semua paradigma gratisan di musik reggae! Kita yakin musik reggae di Indonesia semakin solid! Ada satu hal kekuatan dan keunikan dalam musik reggae, yaitu: tidak terpengaruh dengan hingar-bingar kancah musik sedang trend, musik reggae terus berjalan di relnya. keep on the track! Kita harus semua saling support & respect, karena hal itu dapat membuat kita bisa mandiri dalam berteriak One Love!

Jika kita dapat menghargai hasil karya anak bangsa sendiri, khususnya karya musisi reggae Indonesia. Niscaya pergerakan Reggae Indonesia akan Tetap Berkibar!

Jah bless you all…

Love & Respect!

sumber: indoreggae

Biografi Richard D’Gilis



“Pulau yang indah.. Bersih pantainya.. Gak ada polusi.. dan polisi”. Siapa reggae mania yang tidak mengenal lagu tersebut? Ya, sebuah lagu hits berjudul “Gili Trawangan” tersebut telah memunculkan sosok musisi reggae berbakat asal Lombok, Richard D’Gilis.

Menurut penuturannya kepada kami, dia memulai karir musiknya sebagai “backing vocal” di beberapa band pada tahun 2002. Masuk studio rekaman tahun 2004 untuk menjadi salah satu musisi yang terpilih masuk dalam album Kompilasi “Indonesia Reggae Revolution”. Dalam album ini dia menjadi perwakilan Lombok (NTB), membawakan lagu yg berjudul “This Is My Reggae”. Rirchard juga pernah “featuring” dalam 2 album Steven & Coconuttreez di album “Other Side” di lagu “Kembali”, dan album “Easy Going” di lagu “Horny Horny”.

Tahun 2006 Richard kembali masuk studio rekaman untuk mengerjakan album perdananya yg berjudaul“Natural”. Dirilis tahun 2007, berisi 10 lagu yg hampir semua lagu di tulis sendiri oleh Richard. Album ini mengangkat tema keseharian, persahabatan dan cinta. Dalam proses rekaman tersebut Richard banyak di bantu oleh musisi seperti Pa’ Cek Roy (Tuff Gong), Yus Panigoro (Tony Q Rastafara), Aray (Coconuttreez/Ray D’Sky), Didit Sa’ad (Plastik), Rival (Coconuttreez/Pallo), Lutfi Akbar (Cozy Republic), Iwano (Coconuttreez/Ray D’Sky), Mas Iyek (Tuff Gong), Gocay (Coconuttreez), Acok (Power Slaves), Tege (Coconuttreez) dan juga Ondito. Album ini di produseri oleh Steven C Kaligis di bawah label 267 record.

Akhir 2010, Richard kembali merilis album ke-2 yang berjudul “Love Must Be The Answer”. Dalam proses rekaman album ini, Richard hanya di bantu banyak oleh 2 temannya Aray dan Iwano. Dalam album ke-2 ini hanya ada 7 lagu, 5 di antaranya lagu baru dan 2 di ambil dari album perdana dengan aransemen baru. Visi dan misi album ini untuk memperkenalkan musik anak bangsa ke manca negara. Hal ini bisa kita lihat dari 4 lagu berbahasa Inggris.

Sebuah misi dan visi yang seharusnya di dukung oleh anak bangsa ini, tanpa membeda-bedakan dan saling menjatuhkan satu sama lainnya. Seperti yang dituturkan olehnya kepada kami via pesan di Facebook kami.

Untuk lebih lanjut mengetahui info terbaru dari Richard D’Gilis, bisa mengunjungi halaman penggemarnya di Facebook. Atau anda juga bisa menghubungi “booking contact” Richard D’Gilis di nomor 08788014620

Biografi Tony Q Rastafara

Tony Waluyo Sukmoasih (populer dengan nama Tony Q atau Tony Q Rastafara; lahir diSemarangJawa Tengah27 April 1961; umur 48 tahun) adalah seorang penyanyiIndonesia beraliran reggae yang telah aktif di ragam tersebut sejak tahun 1989. Dia bersama grup musiknya Rastafara mempopulerkan istilah “rambut gimbal” (gaya rambut dreadlock) di Indonesia lewat lagu dengan judul yang sama pada tahun 1996. Tony Q telah menjadi ikon musik reggae Indonesia. Dia dianggap sebagai pelopor reggae di Indonesia, karena dia tak hanya berkecimpung di ragam tersebut sejak lama, namun juga mengembangkan karakter musik reggaenya sendiri, dimana dia memasukkan banyak unsur tradisional Indonesia ke musiknya, dan mengangkat tema-tema khas Indonesia dalam musiknya.
Tony Q adalah seorang lulusan STM Perkapalan di Semarang. Sebelum terjun ke dunia musik, pada tahun 1980 Tony Q pernah bekerja selama enam bulan di bagian quality control(pengendalian mutu) di sebuahpabrik pengalengan milik perusahaan Singapura di Cakung,Jakarta Timur. Namun kemudian dia meninggalkan pekerjaan tersebut dan memilih untuk menjadipengamen di jalanan dan seorangmusisi, menghadapi tentangan keras keluarganya. Dia sempat menjadi pengamen selama lima sampai enam tahun di daerah Blok MJakarta.
Menurut wawancara dengan Tony Q di Radio Nederland Wereldomroep, sebelum terjun di musik reggae, dia pernah memainkan bluesrock, bahkanmusik country. Tahun 1989 dia akhirnya memilih menekuni musik reggae yang menurutnya tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat. Tony Q mengaku sangat mengidolakan Bob Marleyalmarhum musisi reggae kenamaan asal Jamaika.
Tony Q memulai karir musik reggaenya sejak tahun 1989 dengan grup musik Roots Rock Reggae. Biasa manggung dari kafe ke kafe atau acara pentas musik yang ada di Jakarta. Setelah tergabung dengan banyak band reggae seperti Exodus dan Rastaman, akhirnya pada tahun 1994 dia membentuk grup musik Rastafara yang menjadi cukup terkenal sebagai pengusung aliran musik reggae di Indonesia saat itu. Bersama Rastafara dia sempat merilis dua album, yaitu “Rambut Gimbal” (1996) dan “Gue Falling In Love” (1997).
Hampir semua lagu dalam album tersebut diciptakan Tony Q, dengan lirik lagu yang banyak bertema sosialkemanusiaancinta, dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Salah satu lagunya yang populer adalah “Rambut Gimbal”, sebuah istilah untuk gaya rambut dreadlockyang kerap digunakan oleh pengikut Gerakan Rastafari, yang kemudian secara tidak langsung dijadikan istilah dalam bahasa Indonesia yang menjadi populer karena lagu tersebut.
Rastafara saat itu dinilai berbeda dengan grup musik reggae lainnya karena mereka berhasil memasukan dan memadukan unsur-unsur musik dan instrumen tradisional khas Indonesia ke dalam musiknya sehingga terbentuklah musik reggae ala Indonesia yang bisa terlepas dari bayang-bayang musik reggae negara lain seperti Bob MarleyUB40 atau Jimmy Cliff. Penggunaan alat-alat musik tradisional seperti Kendang Sunda atau Gamelan Jawa ikut menambah warna musik dalam lagu-lagu Rastafara. Dan pada aransemen musiknya sepintas juga terlihat unsur-unsur musik Melayu, musik khas daerah Sumatera Utara, atau Sumatera Barat.
Pada tahun 1997 Rastafara memutuskan untuk vakum dalam musik karena kurangnya pasar musik reggae di Indonesia. Tony Q kemudian melanjutkan karirnya dengan membentuk band baru dengan tetap membawa nama Rastafara. Tahun 1998 terbentuklah Tony Q & New Rastafara, dengan format band mendapat pemain tambahan. Tetapi kemudian tahun 2000 Tony Q memutuskan untuk memulai karir solo dengan tetap membawa nama grup musik yang telah membuatnya dikenal oleh para penggemarnya, yaitu Tony Q Rastafara.
Tahun 2000 Tony Q yang sekarang dikenal dengan nama Tony Q Rastafara berhasil merilis album solonya yang pertama, “Damai Dengan Cinta” tanpa dinaungi perusahaan rekaman. Pada album solo pertamanya ini Tony Q mulai mengalami puncak karirnya dalam musik reggae. Setelah mendengar album pertamanya tersebut, seorang profesor di bidang musik dari Kanadamemberikan Tony Q referensi untuk mengirimkan demo untuk ikut dalam ajang Bob MarleyFestival di Amerika Serikat. Pihak penyelenggara festival tersebut menyukai lagu-lagu yang ada di demo tersebut dan kemudian mengundang Tony Q untuk tampil diacara yang sama pada tahun 2002. Namun keberangkatan Tony Q beserta rombongannya ke festival tersebut terpaksa batal karena mereka tidak mendapat izin visa dari Kedutaan Amerika dikarenakan alasan keamanan terkait terjadinya “Peristiwa 9/11” di Amerika Serikat yang terjadi berdekatan dengan rencana keberangkatan Tony Q.
Tahun 2003 Tony Q Rastafara merilis album solonya yang kedua berjudul “Kronologi“. Lagu dalam album tersebut merupakan kumpulan dari beberapa lagu dari album-album Tony Q sebelumnya dan juga beberapa lagu yang belum sempat dirilis. Tahun 2005 Tony Q merilis album “Salam Damai“. Dalam album ini Tony Q mencoba menggabungkan musik reggae dengan unsur instrumen tradisional Indonesia. Dalam album tersebut terdapat lagu dengan lirik bahasa Sunda(“Paris Van Java“) dan Jawa (“Ngajogjakarta“) yang semakin menambah kental unsur tradisional Indonesia dalam musik reggae. [3]
Pada tahun 2005 lagu “Pat Gulipat” dari album solo pertamanya “Damai Dengan Cinta“, masuk ke dalam album kompilasi musik “Reggae Playground” yang dirilis bulan Februari 2006 di bawahperusahaan rekaman Putumayo World Music, sebuah label rekaman yang berbasis di New YorkAS.
Tahun 2009 Tony Q merilis album “Presiden” dalam rangka maraknya Pemilu 2009 di Indonesia. Menurut Tony Q, album ini dirilis untuk memberikan wacana ke masyarakat penggemar musik reggae supaya tahu bagaimana menyikapi kondisi politik saat itu. Musik dalam album ini kembali menghadirkan unsur tradisional Indonesia seperti kendang SundagamelansitarJawa, tamburin, bahkan terompet reog.



Kamis, 20 Oktober 2011

The Raid or Serbuan Maut

Film aksi 'The Raid' mendapat apresiasi di Toronto Film Festival 2011, dan segera didistribusikan di banyak negara. Melihat hal tersebut, sang bintang utama Iko Uwais merasa seperti bermimpi.

"Itu melebihi ekspektasi saya. Waktu film itu diputar di Midnight MadnessToronto Film Festival, saya, Joe Taslim sama Gareth sambil sikut-sikutan. Dapat penghargaan, dan ulasan bagus dari media sana, Ini kayak mimpi," ujarnya dengan wajah berbinar kepada detikhot saat ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2011).

Mungkin tak banyak yang tahu nama Iko Uwais sebelum dirinya membintangi 'Merantau' pada 2009 lalu. Namun setelah Iko menunjukkan kemampuan silatnya di film tersebut, ia seakan menjadi idola baru.

Iko kembali menceritakan pengalamannya saat menghadiri premiere 'The Raid' di festival film tersebut. Saat film karya sutradara Gareth Evans itu diputar di hari kedua dengan penonton yang lebih luas, reaksi penonton kembali membuatnya terkejut.

"Penonton yang di hari kedua di festival film itu terkenal gengsi ngasih applause atau pujian. Tapi pas nonton (The Raid) kita dapet sambutan yang meriah. Saya mulai dari hari pertama sampai nggak enak makan mikirin gimana reaksi penonton," paparnya.

Bersama Yayan Ruhiyan, Iko membuat hampir seluruh koreografi silat dalam film 'The Raid'. Yang menjadi tantangan, tiap jurus silat dalam adegan dibuat berbeda-beda dengan hanya waktu tiga bulan.


Kira-kira, ada berapa jurus silat dalam adegan yang Iko ciptakan?


"Wah, nggak kehitung. Yang jelas itu tantangan terberat buat saya. Tapi berkat bantuan Yayan dan Gareth, Alhamdulillah," tandasnya. Rencananya, 'The Raid' akan dirilis di bioskop Indonesia pada Januari 2012.
Seperti dilansir dari tiff.net, film ini merupakan kerja sama ke-2 antara sutradara Gareth Evans dan aktor Iko Uwais setelah film aksi pertama mereka, ‘Merantau’, yang dirilis pada 2009 lalu. Kedua film ini sama-sama menonjolkan seni bela diri tradisional Indonesia, yaitu pencak silat. Tak hanya melibatkan sutradara Gareth Evans, salah satu personel Linkin Park, Mike Shinoda, juga ikut menangani music scoring untuk film ini.

'The Raid', diputar perdana di Toronto, Kanada, pada tanggal 8 September 2011 lalu dan mendapatkan pujian dari kritikus film dunia. The Cadillac People's Choice Midnight Madness Awardmerupakan penghargaan pilihan penonton selama acara Midnight Madness TIFF 2011 yang digelar 8-18 September 2011.  Film berdurasi 100 menit ini berhasil mengalahkan sembilan film lainnya seperti 'Kill List', 'Lovely Molly' dan 'You’re Next'. Film 'Lovely Molly' dibesut sutradara Eduardo Sanchez yang pernah meraih penghargaan Award of the Youth di Festival Film Cannes untuk film 'The Blair Witch Project'.

Rencananya film 'The Raid' akan tayang di bioskop Indonesia pada awal 2012 mendatang. Penasaran dengan aksi Iko Uwais di film 'The Raid'? lihat di bawah ini :







Kamis, 23 Juni 2011

Suicidal Sinatra

Terbentuk di Bali pada tahun 1996 awalnya dengan mengusung nama S.O.S. (Soul Of Speed) yang jika dilihat dari namanya tegas menyiratkan genre musik yang diminati yaitu Heavy Metal utamanya Helloween.

Pada fajar 2001 S.O.S. pelan-pelan bergeser dari genre Heavy Metal menuju Rockabilly a la Living End serta diramu dengan Psychobilly tipikal Tiger Army & Reverend Horton Heat (campur sari ini mereka istilahkan sebagai “Rockabilly Nu Skool”). Sampai kemudian 14 Februari 2004 S.O.S. merilis album indie pertama bertajuk “Valentine Ungu”. Album yang berisikan 8 lagu ini seakan mendeklarasikan S.O.S. telah resmi pindah jalur ke Rockabilly Nu Skool.


Album Valentine Ungu sendiri mendapat respon positif dari pasar, dimana 700 keping segera saja ludes habis terjual. Beberapa media massa nasional memberi komentar cukup baik terhadap Valentine Ungu. Sementara komunitas Indie di Jakarta sempat pula mencicipi dahsyatnya performa mereka saat mengguncang GOR Jakarta Utara dan hajatan kampus Universitas Sahid pada pertengahan 2004 silam.

Untuk melengkapi perubahan identitas musikal dari Heavy Metal ke Rockabilly Nu Skool maka pada 16 Agustus 2004 S.O.S. formal berubah wujud menjadi SUICIDAL SINATRA (terjemahan bebasnya : Frank Sinatra dalam versi yang lebih garang/nekat ). Sinatra—dengan personil terakhir Opix Sinatra (biduan, gitar pendamping), Leo Sinatra (gitar utama), Kappe Sinatra (bass betot), Ajie Sinatra (drum)—di saat hampir bersamaan pada akhir 2004, menyabet gelar prestisius sebagai kelompok musik terbaik di ajang Indie bergengsi “Skool Of Rock” sesi ke II yang diselenggarakan oleh Hard Rock CafĂ©, Bali.

Tepat setahun setelah dirilisnya Valentine Ungu, pada Februari 2005 Sinatra menerbitkan mini album ”Love Songs & Stinkin’ Cheese” dengan 5 tembang cadas bertempo sedang: “White Shoes”, “No Money No Honey”, “Can’t Be Ur Man”, “Going Old With You”, serta “Kentang”.
Eksistensi “Love Songs & Stinkin’ Cheese” ternyata sanggup menculik perhatian jajaran media nasional berpengaruh mulai dari Hai, Trax, Ripple, hingga Rolling Stone. Malah Rolling Stone secara tegas memberi Sinatra gelar terhormat dengan menempatkan Sinatra sebagai “Artists to Watch” di salah satu edisinya. Ekspose yang demikian gencar akhirnya menggugah para event organizer untuk mengundang Sinatra tampil dalam konser-konser bergengsi. Yang patut dicatat di antaranya adalah kehadiran mereka sebagai band panggung utama di Soundrenaline Bali pada Agustus 2005. Sementara single “White Shoes” penetrasinya cukup jauh hingga mencapai Jepang. Single tersebut disertakan dalam album kompilasi “Tropicalize II” disatukan dengan artis-artis besar macam Pennywise & Jack Johnson. Dan videoklip “White Shoes” juga menorehkan jejak prestasi fenomenal dengan meraih juara pertama dan bertahan hingga beberapa minggu di chart videoklip indie Global TV.

Pada 2007 Sinatra akhirnya merilis album–yang frontal mengekspresikan pilihan genre mutakhir mereka—bertajuk “Boogie Woogie Psychobilly”. Benar, Sinatra telah mengukuhkan dirinya sebagai band pioneer Psychobilly di Indonesia.

Boogie-Woogie-Psychobilly… Drink whiskey and cheap Martini…
===========================================================
ARTIST DETAILS
Nama: SUICIDAL SINATRA
Tanggal/Tahun Berdiri : 16 Agustus 2004
Genre: Psychobilly/Rockabilly Nu Skool

Personnel:
1. Leo Sinatra (gitar & vokal)
2. Kappe Sinatra (stand up bass, vokal latar)
3. Ajie Sinatra (drum)

CONTACT
Manager/Contact Person: Ajie Sinatra
Ponsel.: 0818355214
E-mail: suicidal_sinatra@yahoo.com
Website/Myspace/Friendster: www.myspace.com/suicidalsinatra
Address: Sanur, Bali – Indonesia

DISKOGRAFI
1. Valentine Ungu
Rilis: 2004

2. Love Songs & Stinkin’ Cheese (EP)
Label: Electro Hell Records
Rilis: 2005

3. Boogie Woogie Psychobilly
Label: Electro Hell Records
Rilis: 2007

4. Tropicalize vol. II (kompilasi)
Lagu: White Shoes
Label: (label dari Jepang)
Rilis: 2006

5. Moshpit Mavericks (kompilasi)
Lagu: Iblis Surga
Label: The Blado Beatsmith
Rilis: 2007

ADDITIONAL INFOS
Influenced by: The Living End, Tiger Army, Mad Sin, Reverend Horton Heat, The Clash, Johnny Cash, Frank Sinatra

Gigs Terbaik:
1. Panggung Utama Soundrenaline, Denpasar, 2007
2. Tour bersama 7Crowns, Bali-Malang-Surabaya-Gresik-Yogya, 2006
3. Panggung Utama Soundrenaline, Denpasar, 2005
4. Thursday Riot at Parc, Jakarta, 2005

Aku dan Kenyataan

aq ngaku salah dengan apa yang terjadi...tapi kesalahan yang aku lakuin bukan semata-mata aq sengaja melakukannya...
aq dan dia memiliki perasaan yang sama... bukan aq menikam kamu dari belakang.. karena itu bukan gaya'q yang ingin memiliki sesuatu dengan menjatuhkan orang lain...apalagi sahabt sendiri..
jujur kawan.. aku udah berusaha banyak ngelakuin hal untuk kamu demi dapetin dia.. tapi semua itu sia-sia...
karena dia dan perasaannya ga bisa dipaksa untuk mencintai...dan menerima orang yang bukan dicintai..
karena hati dan perasaannya hanya dia dan tuhan yang tau... aq juga pun gag tau gimana perasaannya...

mungkin kamu berpikir aq "aku menikam dirimu dari belakang hanya untuk mendapatkannya.. itu semua salah kawan....
setelah aku berusaha untuk "combalangin kamu sama dia dan ternyata dia tetep dengan pendiriannya, aq pun berenti hubungin dia detik itu juga...
disaat itu aq sempet berpikir... "Klo seandnya kamu serius, kamu akan berusaha sendiri... tapi nyatanya...!!! semua diluar dugaan'q...
sebulan kemudian dia menghubungi'q,, hanya untuk bertanya kabar dan saling bercerita.. tapi lama-kelamaan kami berdua malah lebih dari itu...
aq pun sempet bertanya sama dia... ""gimana sama temen'q??"" tapi apa yang q denger..!! jawabannya tetep ENGGA...
seiring berjalannya waktu perasaan itu tumbuh dengan sendirinya..
kami gag bisa mengelak begitu aja.. walaupun aq memiliki perasaan canggung untuk menjalaninya...karena disatu sisi aq SANGAT MENGHARGAI KAMU SEBAGAI SAHABAT.. tapi disisi lain HATI INI GAG BISA BOHONG untuk MENCINTAINYA...

## Maap kawan bukan maksud'q untuk seperti ini.. tapi keadaan..
sampai kapanpun kamu tetap SAHABAT TERBAIKKU......
semoga kamu ngerti dengan apa yang terjadi...

Renungan Ditengah Konser SID & PWG

Hai!
Perkenalkan, namaku Dewa Made Cakrabuana Aristokra. Panggil saja aku Dewo, sebagaimana teman-teman sejak TK memanggilku sampai sekarang. Tahukah kamu, kemarin aku baru saja menonton konser live Superman Is Dead setelah sekian lama?

Sekian lama... ya, lama sekali!
Dan konser kemarin -konser yang kutunggu-tunggu itu- jujur saja agak membuatku sedih. Sedikit sedih ditengah kebanggaan di dada akan kebesaran Superman Is Dead sekarang.
Pokoknya, kalau kau menjadi PeeWee malam itu, kau akan menangis dan berlari pulang. Sambil menutupi wajah!

Aku pernah punya band, kami pun pernah diteriaki atau dimaki-maki. Itu memang kehidupan wajar bagi tumbuh kembang sebuah band, apalagi yang hidup ditengah massa penuh asap rokok dan bau alkohol. Karena itu ku tahu pasti, keadaan itu akan membuat perut para personel mulas-mulas. Persis seperti saat ku diteriaki oleh para pemabuk di Peanut Bar, Kuta dulu!

Sesi wawancara Pee Wee berakhir.
Tak lama kemudian, sesi wawancara SID dimulai. Lautan manusia yang tadi duduk manis serentak berdiri. Semua bertepuk tangan. Aku juga berdiri, sumringah. Pertanyaan MC mengalir seiring jawaban dari SID, dimulai yang nyleneh sampai yang serius. Tapi sebelum meninggalkan panggung, Ari Astina alias JRX mengambil microphone dan berpesan,
"nanti jangan ada lempar-lemparan, ya. Atau kami pulang.."
Yeah...
Sebuah ancaman?
Bukan juga. Sudah bukan rahasia lagi bila PWG manggung, berbagai material akan beterbangan ke arah panggung. Semua penonton bertepuk mendengar pesan damai JRX sang orator ini. Aku pun membatin, "bijak sekali kau, JRX... penonton membutuhkan kata-kata itu!"

Tapi bahkan pesan langsung dari bibir sang idola tak bisa menempel lama di dahi pemirsa!

Begitu PWG naik panggung, massa beringas dan lupa pada aksi duduk diam mereka! Berdiri, berteriak, mengumpat, mengacungkan jari tengah. Hellyeah, meski miris, aku masih manganggap ini oke-oke saja. Tapi -sayang beribu sayang- mulai ada aksi lempar-lempar.

Hmm...
Panitia mungkin membaca bahwa suasana terlalu panas dan harus segera didinginkan. Secepatnya! Mulailah mereka menyemprot air. Aku awalnya kegirangan, berjingkrak di bawah semprotan air konser yang selalu menyenangkan sambil menari liar ala setan. Tapi ini kok makin deras, haha. Aku pun menyingkir agak ke pinggir. Ternyata semprotan itu sukses membubarkan kerumunan kesetanan secara halus. Tapi masih saja material-material beterbangan.

lagu pertama PWG berakhir...
... dan hal mencengangkan itu terjadi!!!

Aku tersenyum bangga melihat apa yang nampak di panggung saat ini...
Superman Is Dead, tiga pahlawan sejak aku masih ingusan 9 tahun lalu, muncul dari belakang panggung berasap dan berdiri di pinggir panggung. Gagah sekali! Susah payah aku mendongakkan leher agar bisa melihat mereka. Kemudian JRX dengan lantang berkata...
"...Kalian terserah berteriak atau mengacungkan jari apapun, tapi tolong jangan melempar sesuatu. Properti band kesayangan kalian juga bisa jadi korban. Hargai band mereka, biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri. Menjadi diri sendiri itu tidak mudah, dan usaha itu harus kita hargai..."
kata-kata selanjutnya tak kudengar jelas, karena tepuk tangan dan elu-elu membahana terdengar lagi. Ending orasi sang drummer dapat kutangkap sedikit...

"... jangan bikin malu kami..."

Yeah...
Pee Wee kembali melanjutkan bernyanyi, dan benda-benda beterbangan lagi. Aku terus mengacungkan jari tanda piss ke udara, meski orang-orang yang sibuk mengacungkan jari tengah memandang murka padaku. Aku tak peduli... karena memang itu yang ada di hatiku, itu yang ingin ku sampaikan. Sebuah jari tanda damai!

Saat asik mengacung jari, orang disebelah kiri ku -yang sejak tadi memperhatikan- mendadak bicara...

"nggak aneh kok bro. Yeah, inilah hidup sebuah band!"
Hah? Aku bingung, antara orang ini berbicara padaku, atau ia berbicara dengan dirinya sendiri.
"Ingat SID awal-awal muncul dulu?" ia bertanya retoris padaku, "bahkan lebih parah dari ini! Dilempari botol air kencing, panggungnya dibakar, dan lain-lain"

Teman disebelahnya mendengarkan, dan menyela, "Tapi PWG tu songong, bro! Tadi anak dork diluar mukulin anak kecil yang berbaju SID"
Ia senyum saja.
"Emang lo liat? Ah, gosip mah biasa. Dulu SID juga digosipin anti sama etnis Jawa, punya tatto fuck Java, kan? Tapi terbukti itu gosip doank. Kalo niat benci emang dapet aja lah alasannya"
...
Mereka berdua asik berdiskusi lagi, sementara aku sibuk dengan pikiranku. Di depan, Pee Wee Gaskins sedang menyanyikan "Dari Mata Sang Garuda" dengan latar bendera merah putih dan Garuda Pancasila. Sayangnya masih ada yang mengacungkan jari tengah.
Pikiran melayang dengan adegan flashback, awal ku berkenalan dengan Superman Is Dead...

* * *
Sejak kelas satu SMP, Superman Is Dead sedang muncul-munculnya dengan album Kuta Rock City. Bahan kekasihku kala itu bercerita bahwa ayahnya disuruh membeli kaset Peterpan malah beli album Kuta Rock ! Tapi yah... perjanannya tidak mulus. Banyak yang mencibir, dari masalah etnis tadi, sampai ke mengungkit-ungkit skill.

Tapi aku kala itu terpukau. Kagum!
Mulailah aku teratur mendengarkan album ini secara intens lewat kaset tape yang legendaris. Artwork albumnya juara! Merah dengan gambar bergaya stempel hitam. Seketika lelaki di SMP 1 Negara jadi suka mengkancing kerah baju teratas dan berambut mohawk, biar mirip JRX katanya. Aku pun berusaha keras belajar lagu "Kuta Rock City", karena band ku akan membawakannya di panggung sekolah yang biasanya dipenuhi pop Bali, haha ! Banyak yang mencibir, tapi disanalah serunya. Seru menjadi pemberontak, seru punya pendirian musik dan lifestyle, serta seru menjadi minoritas.

Bagaimana tidak minoritas?
Dulu SID dicap sebagai band biang rusuh. Tiap konser selalu menyerempet bahaya. Dan kami, sekelompok anak desa tetap memberi dukungan penuh. Demi Kuta Rock City, demi Ephedrine King, demi Burn for You, demi Disposable Lies, dan segala demi-demi lain. Ditengah lautan pencibir, kami pemberontak. Dan itu sangat menyenangkan. Punk dan perlawanan terhadap budaya mainstream selalu menjadi pasangan manis, bagaikan kopi dengan pisang goreng di pagi terakhir sebelum hari kiamat; anggun nan horor!

Bukankah perasaan berdiri tegak menantang itu juga sedang bergemuruh di dada adik-adik dorky dibelakang sana sekarang? Mereka sedang melawan arus mainstream yang benci PWG dengan datang ke arena PRJ lautan outsiders. Bagaimana aku tak respek pada orang-orang pemberontak macam ini?

Aku dulu bangga menjadi muda beda dan berbahaya. Kini, Superman Is Dead sudah besar. Tak ada lagi lemparan, hujatan saat pentas, apalagi bensin dan obor untuk menyulut panggung. Kini ada kata "outsiders" yang menjadi sahabat SID di setiap pestanya. Namun, di malam gelap dengan panggung gemerlapan ini, aku, Dewa Made Cakrabuana Aristokra, pengikut setia Superman Is Dead sejak nyaris 10 tahun lalu merasa rindu akan sesuatu.
Mengapa kini ada orang yang mengaku cinta SID justru melempari band lain?
Mengapa kini ada orang yang mengaku cinta SID justru menghujat band lain ditengah pentasnya?
Tidak kah mereka belajar sesuatu dari perjalanan penuh keringat dan darah band pujaannya ini?
Mengapa mereka justru melakukannya pada orang lain?
Aku bingung...


* * *
Kesadaranku kembali ke dunia nyata, ditengah-tengah panggung megah Pekan Raya Jakarta lagi. SID memperkosa panggung dengan luarbiasa berandal. Semua berjingkat, semua sumringah, semua berdansa setan, dan aku ikut dengan mereka. Ikut kesetanan! Entah ini memang benar atau hanya perasaanku saja, orang-orang yang tadi memandangku tajam karena mengacungkan tanda piss ke udara -mungkin aku dianggap dorky- kini menari-nari liar dan menjadikan aku semacam target operasi. Kunikmati saja sambil basah kuyup.
Kuperhatikan mereka...
pantas mereka bisa membenci band lain sementara mengaku cinta SID.

Mereka baru-baru saja cinta, terbukti mereka sibuk menari liar menjadikan tubuh penonton lain sebagai samsak hanya berbekal sedikit lagu. Album Black Market Love, mereka seru berjingkat. Album Angels and Outsiders, apalagi! Namun begitu intro lagu Vodkabilly terdengar, mereka diam.

Giliranku beraksi!!! Sekarang!!!

Kuteriakkan liriknya sambil menari liar. Malam gelap dingin mencekam, kesepian serasa ingin berontak!!! Ini lagu yang mengawal tumbuh kembang hidupku, bahkan kapan saat JRX memukul kepala ride nya pun ku tahu pasti. Dilanjutkan dengan Kuta Rock City, kuteriakkan lagi liriknya sambil berjingkat! With the engine running fast! Seketika mereka memandangiku, orang yang mereka kira Dorky. Yeah, aku menikmati hentakkan lagu PWG, aku bahkan suka sekali lagu "Berdiri Terinjak", so fuckin what??? Dengan begitu berarti aku tak boleh mencintai SID? Atau kalau aku mencintai SID berarti harus meneriaki PWG dengan kata-kata kotor? Atau dengan membenci PWG, kalian merasa menjadi lebih "outSIDers" dari yang lain?

Ini aku, ini cintaku pada sekelompok pemuda pemabuk yang berevolusi perlahan menjadi aktivis lingkungan dan keberagaman sekarang. Lalu apa yang dilakukan "para pecinta SID" itu didepanku kini?
Jauh....

Jauh dari pesan lagu Luka Indonesia yang mereka teriakan bersama-sama. Mereka satu nusa satu bangsa namun masih saling hina. Aku kecewa, dan JRX juga kecewa. Lihat tweet-nya ini
JRX_SID: Sama. Mudah2an aksi lempar2an itu berakhir di PRJ & ga terulang lagi RT @kkhancuteunyu: JRX, semalem kecewa sama Outsiders nya
JRX_SID: Atas alasan apapun, melempari sebuah band yg sedang manggung gak akan menjadikan kalian seorang pemberontak.

ahh... SID...
aku rindu kebersamaan kita yang dulu saat kita masih jadi minoritas. Namun apapun yang terjadi, selalu sebarkan pesan damai seperti tadi. Aku salut saat kalian berdiri gagah di pinggir panggung. Makin tinggi nada melodi gitar, maka makin lebar pula neck-nya, makin besar kejayaan, makin besar pula tantangan yang akan dihadapi. Seperti pesan kalian saat fans facebook mencapai 1 juta. Aku tau lewat lagu, tindakan, dan tweet kalian sedang berusaha menularkan nilai-nilai positif.

Maju terus SID...
Untuk PWG, dorky, atau siapa saja diluar sana yang sedang memberontak arus, hormatku padamu! Teruslah berdiri terinjak hadapi hidupmu, dengan semangat berdiri tegak menantang yang tak pernah menyerah dan tak mau mengalah!

bagi kita sesama outSIDers, ingat lagi pesan Superman Is Dead, band yang kita banggakan bersama. Jangan bermusik dengan fasisme. Jangan buang-buang energi dengan membenci. Ayo bangun dunia di dalam perbedaan. Bhinneka Tunggal Ikka, in rock n roll ways! Resapi apa lirik yang kalian teriakkan, dan kalian akan tahu bahwa SID itu liar bagai kuda gila, nasionalis bagai burung garuda, dan cinta kedamaian bagai Mahatma Gandhi!

Salam Rock n Roll!!!
*Dewa Made Cakrabuana Aristokra*
Pemberontak, Nasionalis, dan Penuh Kasih..
http://dewacakrabuana.blogspot.com/2011/06/renungan-ditengah-konser-sid-pwg.html